Jika Anak Suka Jajan


ORANGTUA perlu mengajarkan anak agar tidak terbiasa jajan. Selain berdampak kepada kesehatan, juga berdampak kepada perilaku boros dan mengatur keuangan anak. Widarwati, S. Psi, Psi, psikolog tumbuh kembang anak sekaligus ketua dari Yayasan Sinar Talenta Samarinda ini mengatakan bahwa anak pada usia balita hanya akan menunjukkan makanan yang diinginkannya dan transaksi dilakukan oleh orang tua, sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan.

Namun bagi kebanyakan anak yang berusia 5 tahun ke atas, yang telah diberikan kepercayaan untuk memegang uang dan transaksi langsung kepada penjual jajanan, harus berhati-hati. “Ada beberapa kasus saat orang tua memberikan uang yang berlebihan kepada anak berumur 6 tahun setara kelas 1 SD yang di sekolahnya banyak penjual jajanan yang kurang sehat. Sehingga efeknya kelebihan uang saku yang seharusnya belum saatnya dipegang anak usia 6 tahun, tidak terasa akan cepat habis hanya dalam satu hari,” terang Widarwati.

Sebaiknya orang tua harus mengetahui rambu-rambu saat memberikan uang saku kepada anak. Uang saku yang diberikan harus ditetapkan. “Namun, orangtua harus tetap mengontrol uang saku yang telah diberikan. Digunakan untuk membeli apa saja uang sakunya,” jelas Widarwati saat ditemui di kantornya Di temui di kantornya di Jalan Durian No. 08 Komplek Voorvo, Samarinda.

Tidak dikontrolnya uang saku, membuat anak terus menerus meminta uang. Sehingga semua keinginan untuk membeli terus ada pada anak. “Jangan sampai perilaku senang jajan pada anak terbawa hingga dewasa. Karena ini membuat anak menjadi suka berbelanja atau shopaholic. Apabila sudah terlanjur dan tiba-tiba orang tua menghentikan kebiasaan si anak, maka emosi dan hal-hal yang merugikan lainnya akan muncul,” terangnya. Sebenarnya tujuan orangtua memberikan uang, agar anak bisa mengatur pengeluaran mereka sendiri.

Tidak masalah, asalkan diberikan uang saku yang sesuai dengan umurnya. “Misalnya bagi anak yang berumur 6 tahun atau masih duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar, cukup diberikan 5 ribu dan digunakan untuk 2 – 3 hari,” saran Widarwati. Jika dibatasi dan dikontrol baik orang tua, anak akan terhindar dari jajan yang tidak sehat. Orangtua juga perlu memberikan arahan jajanan mana yang layak dan yang tidak layak dikonsumsi. “Gunakan bahasa yang baik untuk melarang. Agar tidak ada rasa kecewa ketika dilarang untuk jajan, ditambah dengan bentakan atau teguran yang keras.

Teguran yang salah malah membuat emosi anak ikut naik dan akhirnya membantah atau melawan,” katanya. Selain itu, lingkungan ikut memengaruhi anak. “Jika teman-temannya dibebaskan jajan berlebihan, anak tanpa sadar akan mengikutinya. Diperlukan keserasian para orangtua agar semua bisa berjalan sebagai mana mestinya.” tambah perempuan berjilbab ini. Semua orangtua tentu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Jika orangtua kompak untuk mengajarkan hal baik tentang jajanan, maka tidak akan ada anak yang sering jajan berlebihan dan sembarangan.(*/rin/rsk/k1) Kaltim Post.co.id
 

KIDS FASHION Copyright © 2010 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by Emocutez